Thursday, November 6, 2008

BADRONI YUZIRMAN: Sukses dengan Manet


Badroni Yuzirman-- lulus Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Trisakti tahun 1998. Multikrisis masa itu sama sekali tidak menguntungkan bagi sarjana baru mencari pekerjaan. Dia ingin membuka usaha, menciptakan lapangan pekerjaan. `'Saya berbisnis macam-macam tiga tahun,'' ungkapnya. 2001. Pernikahannya dengan Elly Febrita, adik kelasnya di Universitas Trisakti, membuat Roni meninggalkan bisnis `serabutan'. Bersama istrinya, ia membuka kios di Pasar Tanah Abang. Bermacam perlengkapan interior ia jajakan. Bisnis ini ternyata memberi harapan baru bagi pasangan pengantin baru ini. 2002. Pasangan muda ini mengembangkan sayap bisnis. Mereka menambah kios. Keduanya mulai merambah ke lahan baru: busana muslim. Kegigihan dekat dengan keberhasilan. Kios Roni di pasar itu bertambah menjadi tiga. ''Alhamdulillah,'' kata dia. 2003. Rupanya, gigih dalam berusaha saja tidak cukup. Pembeli mulai sepi. `'Saat itu, penjualan turun. Persaingan harga ketat,'' ujarnya. Saat bersamaan, terjadi musibah kebakaran Pasar Tanah Abang. Roni menggambarkan, terjadi tarik-menarik antara koperasi pedagang dan Pemprov DKI menyangkut pembangunan pasar. Dalam bahasa Roni, `'Ibaratnya gajah berantem, tikus yang kena.'' Usahanya terus menukik turun, sampai di titik rendah. " Roni merenung. September tahun itu, ia memutuskan menawarkan barang dagangan yang tersisa lewat intenet. Penawaran mulai datang, tak hanya dari Jakarta, tapi juga dari luar Pulau Jawa. `'Mungkin Allah membimbing saya,'' kata dia. 2004. Selang enam bulan setelah bisnis lewat internet, ia memindahkan usahanya di garasi rumahnya, bilangan Pal Merah, Jakarta. Penghasilannya lewat bisnis internet melebihi penghasilan dari kiosnya di Tanah Abang. Pemesan pun melebar, bahkan dari luar negeri, seperti Singapura dan Malaysia. Roni meladeni pemesan lewat internet, istrinya, yang sehari-hari berbusana muslimah, merancang desain. 2005. Roni membuka blog di internet. Ia ingin membagi cerita pengalamannya kepada orang lain, orang-orang yang membutuhkan. Saat berjualan di Tanah Abang, dia mengisahkan, waktunya banyak terkuras. Ini membuatnya merasa tidak bisa berkembang. `'Waktu yang terkuras menyedot banyak energi,'' tuturnya. Di blog itu ia memperkenalkan diri, 'Saya adalah pemilik dan pemimpin Manet Busana Muslim Plus. Sejak Maret 2004 saya dan istri memutuskan memulai bisnis menggunakan internet dan direct marketing dari rumah. Alasannya, Jakarta macet, banyak waktu terbuang dan saya memang malas bekerja keras. Alasan lainnya yang paling utama adalah: bisnis saya di Tanah Abang terancam bangkrut, bila hal ini tidak dilakukan secepatnya. Hasilnya, alhamdulillah, merupakan sebuah business breakthrough. Dari blog ini sudah terbentuk sebuah komunitas, namanya Komunitas Bisnis Tangan Di Atas (TDA) dan milis tangan di atas.'' Mizan, salah satu penerbit buku besar di negeri ini melirik TDA. `'Mizan berniat menerbitkan fenomena TDA dalam bentuk buku,'' jelas Roni. Lalu, apa sesungguhnya yang ia cari dengan tiap hari menulis di blog pribadi dan membentuk komunitas TDA? `'Ini panggilan jiwa, bagaimana bisa bermanfaat bagi orang lain,'' ujar pria yang belum dikarunia anak sejak hampir 6 tahun pernikahannya itu. Roni kembali mengenang masa-masa ketika ia masih kuliah. Saat itu ia menyiratkan keinginan, suatu waktu dapat uang dari internet. `'Jalannya saya tidak tahu,'' ucapnya. Kini, jalan itu benar-benar terbuka.

Untuk mengetahui lebih banyak tentang sosok ini, silahkan kunjungi blog beliau di http://www.roniyuzirman.com

No comments: